INDONESIA PROTESTS: PBB Desak Indonesia Tegakkan HAM.

INDONESIA PROTESTS

pbb desak indonesia tegakkan keadilan.

PBB Mendesak Pemerintah Indonesia Selidiki Kematian 8 Demonstran dalam Aksi Protes Nasional

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian delapan demonstran yang terjadi di berbagai wilayah selama gelombang unjuk rasa nasional. Desakan ini muncul setelah serangkaian protes yang dimulai pada akhir Agustus 2025 dan menimbulkan korban jiwa akibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Fokus Investigasi dan Prinsip HAM

OHCHR menegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam penanganan peristiwa tersebut. Penyidikan harus mencakup dugaan pelanggaran hak asasi manusia, terutama terkait penggunaan kekuatan oleh aparat kepolisian dan militer yang berperan dalam menjaga ketertiban. Juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, menggarisbawahi kebutuhan akan proses investigasi yang cepat dan terbuka demi keadilan bagi para korban.

Latar Belakang Protes dan Pemicu Kerusuhan

Aksi protes meluas di berbagai daerah sejak sekitar 25 Agustus 2025, awalnya dipicu oleh rencana kenaikan tunjangan anggota Ole777 yang memicu kemarahan publik. Namun, ketidakpuasan masyarakat terhadap kenaikan biaya hidup, pemutusan hubungan kerja massal, dan pajak bumi bangunan juga menjadi pemicu utama demonstrasi.

Kerusuhan semakin memuncak setelah insiden tragis pada 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek daring bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah tertabrak kendaraan taktis Brimob di Jakarta Barat. Video kejadian tersebut viral, memicu kemarahan dan memperbesar eskalasi aksi massa.

Daftar Korban Jiwa dalam Demonstrasi

Hingga awal September 2025, total delapan orang telah meninggal dalam insiden unjuk rasa, dengan latar belakang yang beragam:

  • Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek daring, tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob di Jakarta Barat.
  • Sarinawati (26), pegawai DPRD Makassar, meninggal dalam kebakaran gedung DPRD Makassar.
  • Saiful Akbar (43), Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, meninggal dalam kebakaran yang sama.
  • M. Akbar Basri (26), pegawai DPRD Makassar, juga menjadi korban kebakaran tersebut.
  • Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, ditemukan meninggal dengan luka memar setelah mengikuti demonstrasi.
  • Sumari (60), tukang becak dari Solo, meninggal diduga akibat tembakan gas air mata saat bentrokan di Surakarta.

PBB Tekankan Pentingnya Dialog dan Kebebasan Pers

Dalam pernyataannya, PBB juga meminta agar dialog terbuka antara pemerintah dan masyarakat dilanjutkan sebagai upaya meredam ketegangan dan menjawab aspirasi publik. Selain itu, media diharapkan dapat melaporkan kejadian secara bebas dan independen untuk memastikan informasi yang akurat dan transparan

Leave a Comment

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
Scroll to Top